Atambua – Pertemuan sinergis antara Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA) Mitra ChildFund Internasional di Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Belu pada 29 Oktober 2025 menghasilkan komitmen kuat untuk mengatasi isu-isu penting terkait anak, remaja, dan masyarakat di Belu.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Program dan Sponsorship ChildFund, Ibu Mitra Tobing, Program Sponsorship, Ibu Chandra Dethan, dan Partnership Program NTT, Ibu Itha Kale, serta Ketua YKPA, Ibu Bernadina Dhana, bersama jajaran staf dan berbagai unsur pemerintah daerah, antara lain Dinas Kominfo, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Perikanan, DP3A P2KB, Dinas Sosial PMD, Pengawas Sekolah, SD Lafaekfera, serta perwakilan media.
Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh ST Asisten 2 Kabupaten Belu, Pak Rine Bere Bria, dalam sambutannya ia mengajak seluruh OPD wajib hadir dan mensupport program YKPA mitra ChildFund Internasional di Indonesia untuk menjadikan Belu lebih baik di tahun mendatang.
Direktur Program dan Sponsorship ChildFund, Ibu Mitra Tobing, menyampaikan rasa syukur atas pertemuan tatap muka ini dan berterima kasih kepada pemerintah daerah, YKPA, Tim PKK, OPD, dan perwakilan sekolah atas kolaborasi yang terjalin. Ibu Mitra mengapresiasi dampak nyata kolaborasi di wilayah ini, melihat anak-anak binaan kini tumbuh menjadi pribadi sukses serta berharap kerja sama ini terus berlanjut dan menghasilkan program yang lebih baik bagi masyarakat di masa depan.
Ketua Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA), Ibu Bernadina Dhana, menyampaikan bahwa YKPA dan ChildFund telah hadir di Belu selama 38 tahun (sejak 1986) dan menyatakan kesiapan penuh untuk berkolaborasi secara intensif dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga tahun 2026.
Dari hasil pertemuan Sinergitas ini menghasilkan 3 Poin Kunci yakni Prioritas Isu Anak & Kekerasan, Tantangan Kesehatan Reproduksi Remaja, Penguatan Kolaborasi dan Tindak Lanjut Nyata.
Terkait Isu Anak dan Kekerasan, Kepala BP4D Kabupaten Belu, Pak Edy Bere Mau, menekankan bahwa isu anak harus ditetapkan sebagai isu prioritas pembangunan karena pembangunan anak bukanlah hal instan. Ia juga meminta agar hasil rapat ini tidak hanya selesai di kertas akan tetapi harus ada aksi nyata yang di wujudkan.
Selain itu juga ada beberapa tanggapan dari berbagai OPD tentang kegiatan ini, di antaranya:
Dr. Widya, menyoroti pentingnya peningkatan kualitas perlindungan anak karena anak adalah “generasi emas”, poin utama yang di sampaikan berkaitan dengan Isu Perlindungan Anak, Maraknya kasus Kekerasan terhadap anak, termasuk kekerasan seksual bahkan yang dilakukan oleh orang terdekat.
Menanggapi isu kekerasan anak, Kepala BP4D Kabupaten Belu, Pak Edy Bere Mau, meminta agar segera dibuat SOP dan mencetak banner hotline ChildFund dan YKPA di desa-desa dan sekolah untuk kampanye dan penanganan kasus. Selain itu juga di sampaikan bahwa koordinasi dan kolaborasi ini perlu untuk terus di tingkatkan untuk mewujudkan penerapan dan evaluasi berkelanjutan dalam program Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
Pemerintah Kabupaten belu dalam hal ini OPD menyampaikan kesiapannya dalam mendukung dan terus berkolaborasi bersama YKPA mitra ChildFund Internasional di Indonesia.
Ibu Pengawas (Korwas), sangat mendukung sinergitas, karena usia 14–16 tahun termasuk tanggung jawab Dinas Pendidikan. Kami sudah dilibatkan oleh YKPA dalam program remaja, dan isu anak rentan putus sekolah menjadi fokus direktorat SMK. Dengan sinergi ini, saatnya kita berkolaborasi. Kantor kami berada di Dinas Provinsi dan sejak tahun ini memiliki cabang di SMAN 1 Atambua. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut dan kami tetap dilibatkan.
PPO ChildFund di NTT, Ibu Itha kale, menyampaikan bahwa pertemuan ini sangat istimewa karena membahas sinergi dan kolaborasi lintas pihak dalam menangani isu remaja, seperti kehamilan dini dan pengaruh teknologi, termasuk penggunaan aplikasi seperti MiChat. ChildFund memiliki program “berinternet aman” dan siap bekerja sama dengan Kominfo serta pemda untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan dan soft skill. Ia berharap diskusi ini menghasilkan aksi nyata, bukan hanya wacana, melalui joint monitoring dan kolaborasi berkelanjutan dalam perlindungan anak di Belu.
Sementara itu, Program Sponsorship ChildFund, Ibu Chandra Dethan, menegaskan pentingnya memperkuat kerja kolaboratif sesuai arahan program di Belu, dengan menyamakan prioritas dan terus membuka diri untuk kerja sama ke depan, termasuk penandatanganan lanjutan sebagai bentuk komitmen bersama.
Hasil pertemuan ini di dapati kesimpulan bersama dari Pemerintah Kabupaten Belu dan YKPA Mitra ChildFund yakni kolaborasi, joint monitoring, dan tindakan nyata di lapangan adalah kunci untuk mencapai Generasi Emas Belu, serta mengatasi masalah kompleks seperti kekerasan anak.
Mari kita dukung penuh kolaborasi strategis ini demi mewujudkan Generasi Emas 2045 di Kabupaten Belu!











